Langsung ke konten utama

Postingan

Membenci Sesuatu yang Bisa Jadi Baik Bagi Kita

Ilustrasi Syukur Assalamu’alaikum Bro and Sis yang, inshaallah, dirahmati Allah SWT, masih masalah kekecewaan, masalah, dan ketidakadilah yang menimpa kita, sesungguhnya semua itu muncul hanya karena keterbatasannya daya takar kita. Ya, semua hanya karena persepsi kita yang tak mampu menjangkau hal-hal yang di luar pengamatan lahir kita yang terbatas. Jangankan masalah hakikat, hikmah, atau pelajaran dibalik semua hal yang kita sesalkan, kadang, untuk konteks perbandingan mana yang lebih baik saja indera kita yang terbatas tak mampu memahaminya. Pun demikian, berbaiksangkalah, Bro and Sis. Dengan berbaik sangka kita sudah melangkahkan kaki setapak menuju keluasan hati dan selangkah menjauh dari ketersiksaan bathin. Masih bingung? Misalnya begini, saat ikut ujian masuk PTN, qadarullah menetapkan seorang anak tak bisa masuk ke jurusan Matematika ITB yang kita inginkan. Dan malah diterima di jurusan informatika sebuah kampus swasta. Refleks diri kita langsung memunculka

Hadis Ciri Orang Munafik

Orang munafik adalah jenis orang yang paling berbahaya sekaligus menyebalkan! Setuju, Bro and Sis? Hati-hati bagi orang yang ragu-ragu menjawabnya. Jangan-jangan pernah melakukan hal-hal yang masuk kategori munafik, loh? Dengan halusnya tutur, orang munafik begitu mempesona. Dengan sopannya sikap mereka begitu menyenangkan. Namun sayangnya, hatinya tak seelok ucap dan sikap yang dia perlihatkan. Ada tujuan terselubung dalam tingkahnya yang baik. Mungkin sekedar memanfaatkan kita, atau bahkan benci dan hendak mencelakai yang direalisasikan dengan bersembunyi dibalik topeng terlebih dahulu menunggu kita lengah. Hati-hatilah terhadap orang munafik, Bro and Sis. Pun kita harus menjaga diri untuk tidak menjadi orang munafik. Berkatalah seadanya dan bersikap sewajarnya, selesaikan masalh secara terbuka dan tuntas tanpa menaruh dendam di hati sedang bibir pura-pura tersenyum. Baiklah, supaya lebih jelas untuk mengetahui ciri-ciri orang munafik, Nabiullah Muhammad saw telah menyeb

Hadis Tentang Malu adalah Cabang Iman

Malu. Pasti kita sudah paham betul apa itu malu. Ya, Bro and Sis biasa tutup muka atau pergi menghindar ketika malu, kan? Intinya, malu adalah perasaan tak nyaman ketika kita berbuat salah atau tidak sesuai dengan dengan norma atau kepatutan yang berlaku. Ternyata, soal malu bukan main-main dalam islam. Malu sangat krusial sebagai salah satu tanda adanya iman di hati seseorang. Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, disebutkan bahwa: Rasulullah saw bersabda: “Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih. Dan malu adalah salah satu cabang iman. (Shahih Muslim No.50) Hal ini tidak berlebihan loh, Bro and Sis. Normalnya, malu itu muncul untuk hal-hal keliru yang kita lakukan. Ketahuan mau nyontek, misalnya. Orang sehat pasti malu karena nyontek itu salah dan dilarang agama karena merupakan bentuk lain dari mencuri dan merupakan sikap tidak jujur. So, dengan merasa malu tadi, berarti hatinya masih mengakui bahwa perbuatannya salah di mata Allah SWT. Dan artinya, masih ada im

Hadis Tentang Urusan dan Ahlinya

Abu Hurairah r.a. berkata, "Ketika Rasulullah saw. di suatu majelis sedang berbicara dengan suatu kaum, datanglah seorang kampung dan berkata, 'Kapankah kiamat itu?' Rasulullah terus berbicara, lalu sebagian kaum berkata, 'Beliau mendengar apa yang dikatakan olehnya, namun beliau benci apa yang dikatakannya itu.' Dan sebagian dari mereka berkata, 'Beliau tidak mendengarnya.' Sehingga, ketika beliau selesai berbicara, maka beliau bersabda, 'Di manakah gerangan orang yang bertanya tentang kiamat?' Ia berkata, 'Inilah saya, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Apabila amanat itu telah disia-siakan, maka nantikanlah kiamat.' Ia berkata, 'Bagaimana menyia-nyiakannya?' Beliau bersabda, 'Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada selain ahlinya, maka nantikanlah kiamat." (HR Bukhari) Secara gamblang, hadis di atas bisa jadi sangat mudah dipahami dan sama sekali tidak memunculkan penyangkalan dalam benak kita akan ke

Buah Manis Sebuah Ketulusan

Mas Ano, begitu biasanya warga komplek memanggilnya. Beliau adalah orang pertama yang saya kenal dekat. Maklum, selain menjabat Ketua RT, seringkali kami mengobrol dan saling bercerita soal berbagai hal, termasuk lika-liku pengalaman hidup. Dari sana lah sedikit banyak saya tahu kisah hidup Mas Ano yang asal blitar ini. Dibesarkan di keluarga petani, dari ceritanya, beliau bukan tergolong orang yang kekurangan. Untuk ukuran orang daerah keluarganya termasuk berkecukupan. Kendati demikian, Mas Ano muda telah dilatih untuk mandiri dan siap bekerja keras. Karenanya, selepas lulus sekolah, beliau lebih memilih keluar daerah daripada mencari aman mengurusi sawah dan sapi piaraan Sang Ayah. Dari sanalah petualangan Mas Ano dimulai. Berbekal niat mencari penghidupan sendiri, berbagai profesi telah dia geluti. Mulai dari satpam, penyalur saos, sampai kuli bangunan. Kebanyakan profesi tersebut dia lakoni di jakarta. Masuk dalam lingkaran hidup yang tanpa kejelasan, akhirnya, Allah

Takkan Rugi dengan Berbagi, Kisah Si Petani Jeruk

Bro and Sis yang baik, pernahkan kita diuji dengan perasaan berat untuk berbagi sesuatu. Pasti pernah, ya. Terlebih, benda yang hendak dilepas adalah benda yang kita sukai atau jarang dimiki orang. Wah, nanti susah lagi carinya, nanti nggak aneh lagi kalau banyak yang punya, belinya mahal, atau apalah alasan lain yang bisa membuat kita berat merelakan, biasanya jadi penghambat kita untuk berbagi. Jika alasannya sekedar kekhawatiran yang belum pasti dan ‘sebenarnya’ tak membuat kita rugi secara materil dan immateril (haha.. kayak draf tuntutan), baiknya, Bro and Sis renungkan kisah berikut ini. Kisah Si Petani Jeruk. Dikisahkan di sebuah desa yang asri tinggallah seorang petani sukses dengan kebun jeruk yang mampu menghasilkan jeruk berkualitas unggul. Bukan hanya di desanya, jeruk hasil kebun Si Petani tersebut sudah terkenal di desa-desa tetangga bahkan sampai ke kota. Entah apa bedanya, padalah di desa tersebut juga ada kebun-kebun dan petani jeruk lain. Namun, kualitas kebun

Hadis Nabi tentang Bersyukur

“Yang paling pandai bersyukur kepada Allah adalah orang paling pandai bersyukur kepada manusia.” (HR. At Thabrani) Bersyukur, betapa kita sering lupa untuk bersyukur. Bro and Sis, jika kita mau berkata jujur, manakah yang lebih mudah? Bersyukur atau kecewa  lalu mengeluh dan marah? Kalau saya sendiri, sepertinya reflek otak dan pikiran lebih terlatih untuk kecewa. Astagfirullah.. Padahal jika kita mau jujur, kecewa itu lebih menguras tenaga dan perasaan, loh. Pikiran pusing, perasaan sedih, makan nggak enak, dan gairah untuk mengerjakan apapun hilang. Tak bisa dibantah, memilih kecewa daripada bersyukur adalah pangkal masalah manusia, Bro and Sis. Kembali ke hadits riwayat At Thabrani di atas, kandungan pertama dari hadist tersebut adalah anjuran agar kita menjadi orang yang pandai bersyukur. Sedangkan kandungan yang ke dua adalah pelajaran bagi kita untuk menghargai kebaikan orang lain. Untuk masalah pertama, yaitu bersyukur kepada Allah SWT, jelaslah hal tersebut adalah kehar