Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Hadis Ciri Orang Munafik

Orang munafik adalah jenis orang yang paling berbahaya sekaligus menyebalkan! Setuju, Bro and Sis? Hati-hati bagi orang yang ragu-ragu menjawabnya. Jangan-jangan pernah melakukan hal-hal yang masuk kategori munafik, loh? Dengan halusnya tutur, orang munafik begitu mempesona. Dengan sopannya sikap mereka begitu menyenangkan. Namun sayangnya, hatinya tak seelok ucap dan sikap yang dia perlihatkan. Ada tujuan terselubung dalam tingkahnya yang baik. Mungkin sekedar memanfaatkan kita, atau bahkan benci dan hendak mencelakai yang direalisasikan dengan bersembunyi dibalik topeng terlebih dahulu menunggu kita lengah. Hati-hatilah terhadap orang munafik, Bro and Sis. Pun kita harus menjaga diri untuk tidak menjadi orang munafik. Berkatalah seadanya dan bersikap sewajarnya, selesaikan masalh secara terbuka dan tuntas tanpa menaruh dendam di hati sedang bibir pura-pura tersenyum. Baiklah, supaya lebih jelas untuk mengetahui ciri-ciri orang munafik, Nabiullah Muhammad saw telah menyeb

Hadis Tentang Malu adalah Cabang Iman

Malu. Pasti kita sudah paham betul apa itu malu. Ya, Bro and Sis biasa tutup muka atau pergi menghindar ketika malu, kan? Intinya, malu adalah perasaan tak nyaman ketika kita berbuat salah atau tidak sesuai dengan dengan norma atau kepatutan yang berlaku. Ternyata, soal malu bukan main-main dalam islam. Malu sangat krusial sebagai salah satu tanda adanya iman di hati seseorang. Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, disebutkan bahwa: Rasulullah saw bersabda: “Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih. Dan malu adalah salah satu cabang iman. (Shahih Muslim No.50) Hal ini tidak berlebihan loh, Bro and Sis. Normalnya, malu itu muncul untuk hal-hal keliru yang kita lakukan. Ketahuan mau nyontek, misalnya. Orang sehat pasti malu karena nyontek itu salah dan dilarang agama karena merupakan bentuk lain dari mencuri dan merupakan sikap tidak jujur. So, dengan merasa malu tadi, berarti hatinya masih mengakui bahwa perbuatannya salah di mata Allah SWT. Dan artinya, masih ada im

Hadis Tentang Urusan dan Ahlinya

Abu Hurairah r.a. berkata, "Ketika Rasulullah saw. di suatu majelis sedang berbicara dengan suatu kaum, datanglah seorang kampung dan berkata, 'Kapankah kiamat itu?' Rasulullah terus berbicara, lalu sebagian kaum berkata, 'Beliau mendengar apa yang dikatakan olehnya, namun beliau benci apa yang dikatakannya itu.' Dan sebagian dari mereka berkata, 'Beliau tidak mendengarnya.' Sehingga, ketika beliau selesai berbicara, maka beliau bersabda, 'Di manakah gerangan orang yang bertanya tentang kiamat?' Ia berkata, 'Inilah saya, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Apabila amanat itu telah disia-siakan, maka nantikanlah kiamat.' Ia berkata, 'Bagaimana menyia-nyiakannya?' Beliau bersabda, 'Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada selain ahlinya, maka nantikanlah kiamat." (HR Bukhari) Secara gamblang, hadis di atas bisa jadi sangat mudah dipahami dan sama sekali tidak memunculkan penyangkalan dalam benak kita akan ke

Buah Manis Sebuah Ketulusan

Mas Ano, begitu biasanya warga komplek memanggilnya. Beliau adalah orang pertama yang saya kenal dekat. Maklum, selain menjabat Ketua RT, seringkali kami mengobrol dan saling bercerita soal berbagai hal, termasuk lika-liku pengalaman hidup. Dari sana lah sedikit banyak saya tahu kisah hidup Mas Ano yang asal blitar ini. Dibesarkan di keluarga petani, dari ceritanya, beliau bukan tergolong orang yang kekurangan. Untuk ukuran orang daerah keluarganya termasuk berkecukupan. Kendati demikian, Mas Ano muda telah dilatih untuk mandiri dan siap bekerja keras. Karenanya, selepas lulus sekolah, beliau lebih memilih keluar daerah daripada mencari aman mengurusi sawah dan sapi piaraan Sang Ayah. Dari sanalah petualangan Mas Ano dimulai. Berbekal niat mencari penghidupan sendiri, berbagai profesi telah dia geluti. Mulai dari satpam, penyalur saos, sampai kuli bangunan. Kebanyakan profesi tersebut dia lakoni di jakarta. Masuk dalam lingkaran hidup yang tanpa kejelasan, akhirnya, Allah

Takkan Rugi dengan Berbagi, Kisah Si Petani Jeruk

Bro and Sis yang baik, pernahkan kita diuji dengan perasaan berat untuk berbagi sesuatu. Pasti pernah, ya. Terlebih, benda yang hendak dilepas adalah benda yang kita sukai atau jarang dimiki orang. Wah, nanti susah lagi carinya, nanti nggak aneh lagi kalau banyak yang punya, belinya mahal, atau apalah alasan lain yang bisa membuat kita berat merelakan, biasanya jadi penghambat kita untuk berbagi. Jika alasannya sekedar kekhawatiran yang belum pasti dan ‘sebenarnya’ tak membuat kita rugi secara materil dan immateril (haha.. kayak draf tuntutan), baiknya, Bro and Sis renungkan kisah berikut ini. Kisah Si Petani Jeruk. Dikisahkan di sebuah desa yang asri tinggallah seorang petani sukses dengan kebun jeruk yang mampu menghasilkan jeruk berkualitas unggul. Bukan hanya di desanya, jeruk hasil kebun Si Petani tersebut sudah terkenal di desa-desa tetangga bahkan sampai ke kota. Entah apa bedanya, padalah di desa tersebut juga ada kebun-kebun dan petani jeruk lain. Namun, kualitas kebun

Hadis Nabi tentang Bersyukur

“Yang paling pandai bersyukur kepada Allah adalah orang paling pandai bersyukur kepada manusia.” (HR. At Thabrani) Bersyukur, betapa kita sering lupa untuk bersyukur. Bro and Sis, jika kita mau berkata jujur, manakah yang lebih mudah? Bersyukur atau kecewa  lalu mengeluh dan marah? Kalau saya sendiri, sepertinya reflek otak dan pikiran lebih terlatih untuk kecewa. Astagfirullah.. Padahal jika kita mau jujur, kecewa itu lebih menguras tenaga dan perasaan, loh. Pikiran pusing, perasaan sedih, makan nggak enak, dan gairah untuk mengerjakan apapun hilang. Tak bisa dibantah, memilih kecewa daripada bersyukur adalah pangkal masalah manusia, Bro and Sis. Kembali ke hadits riwayat At Thabrani di atas, kandungan pertama dari hadist tersebut adalah anjuran agar kita menjadi orang yang pandai bersyukur. Sedangkan kandungan yang ke dua adalah pelajaran bagi kita untuk menghargai kebaikan orang lain. Untuk masalah pertama, yaitu bersyukur kepada Allah SWT, jelaslah hal tersebut adalah kehar

Hadis Anjuran Menebarkan Salam

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. Tak ada sapa yang paling indah daripada ucapan salam, Bro and Sis. “Asing, ah!”, Kearab-araban, susah ngucapinnya, gak kekinian, mungkin diantara kita masih ada yang canggung mengucapkan salam dengan berbagai alasan seperti yang tadi disebutkan. Bukannya, “What’s up, Bro!” bukan dari bahasa kita, Bro and Sis? Susah itu karena kita tidak terbiasa. Dan kalau dibilang tidak kekinian, ucapan salam memang bukan produk ABG gaul jaman ini atau produk impor yang dibawa bintang korea. Tapi, percaya deh, Sob! Salam bukan sapa usang yang ketinggalan jaman. Supaya lebih mengenal lagi dan kita bisa membiasakan diri mengucap salam, yuk kita ulas sedikit dari tinjauan hadits Rasullullah Saw. Makna Salam Jika diterjemahkan langsung dari bahasa arab, assalamu’alaikum warhmatullahi wabarakatuh bermakna, semoga keselamatan dan kasih sayang Allah serta keberkahanNya terlimpah kepada kamu sekalian. Mencermati makna di atas, jelas betapa salam leb

Tips Untuk Kita yang Suka Mengeluh

Bro and Sis, masih suka mengeluh? Tenang, mengeluh adalah sifat yang manusia dan masih banyak orang yang tak tahan untuk tidak mengeluh. Namun demikian, baiknya, mari kita coba untuk mengurangi kebiasaan mengeluh karena secara psikologi, mengeluh malah menambah lemah mental kita dalam menghadapi masalah. Selain itu, belum tentu semua orang berbesar hati untuk mendengar setiap keluhan kita. Nah, sebelum kita mengeluh, ada beberapa tips untuk Bro and Sis termasuk saya pribadi untuk membantu mengurangi dalam berkeluh kesah atau kalau bisa kita hilangkan sekalian kebiasaan tersebut. Berikut beberapa tips sebelum kita mengeluh yang dikutip dari Ebook Air Putih:          Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang orang yang tak dapat berbicara sama sekali.           Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.       Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tent

Jawaban Allah SWT atas Keluhan Kita

Mengeluh adalah fitrah manusia. Jika tanpa ada usaha menahan diri, bisa dipastikan, sedikit saja ketidaknyamanan atau kesusahan datang, keluh kesah adalah respon pertama yang keluar dari diri seorang manusia. Selain bukan hal yang baik karena sedikitpun tak bisa mengurangi masalah yang datang, berkeluh kesah juga bisa membuat orang di sekitar kita merasa tidak nyaman. Bro and Sis, Soal keluh kesah manusia, Allah SWT sudah menegaskan bahwa penciptaan manusia memang diikuti dengan memiliki potensi sifat tersebut. Firman Allah dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.” (QS. Al Ma’arij: 19-21) Lalu, apakah cara untuk mengatasi sifat dasar tersebut? Jangan khawatir, Bro and Sis, dalam lanjutan firmannya Allah SWT memberi kita bocoran untuk menjaga hati agar senantiasa tenang dan tidak berkeluh kesah serta kikir. “Kecuali orang-orang yang mengerjaka

Menyikapi Depresi

Untuk anak 90an, siapa yang tak mengenal Chester Bennington? Yup, vokalis band Linkin Park yang fenomenal pada masanya. Beberapa lagunya seperti, crawling, in the end, dan point of authority, mantap bertengger di tangga hits dunia dan tentu saja mampu membawa segala kemewahan dunia pada para personil band tersebut. Namun, kenyataan kembali membuktikan bahwa kesuksesan dan harta bukan lah jaminan kebahagiaan. Diberitakan, chester berjuang keras untuk lepas dari ketergantungan narkotika dan alkohol. Terlepas apa itu trauma masa lalu dan tekanan kepopuleran, depresi yang muncul ternyata mengundang keputusan sang vokalis sampai akhirnya memutuskan untuk menga k hiri hidupnya dengan bunuh diri pada kamis, 20 juli 2017, kemarin. Berita tersebut seolah menyambung cerita duka dua hari sebelumnya, Oka Mahendra, CEO Takis Management yang menukangi urusan para selebgram juga tutup usia. Memang, kematiannya diberitakan bukan karena bunuh diri. Pihak keluarga dengan tegas menampik hal t

Kemenangan Nyata

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS: Al Fath: 1-4) Subuh itu Sang Iman melantuntan Al Fath ayat 1 sampai 4. Entah kenapa, selalu ada perasaan lain saat ayat - ayat kemenangan itu terdengar. Haru dan kerinduan itu semakin manis terasa mengingat kondisi negeri yang belum juga sepi dari perselisihan. Namun, bukan. Bukan itu! Jangan membayangkan kemenangan adalah suka cita setelah berjaya di medan perang atau tumbangnya ajaran, kelompok, atau penguasa yang b

“Iqra” Sebagai Ayat Pertama Bagi Manusia

Assalamu’alaikum, Bro and Sis.. Salam kenal! Bicara agama bisa jadi bukan topik yang terlalu menarik untuk disimak. Berat, ribet, banyak aturan, bahkan ancaman. Mmh.. memang tak mudah jika stigma awal tentang agama  sudah begitu menyeramkan tertanam di benak kita. Terlebih islam yang belakangan sering nyangkut di pemberitaan yang kurang baik. Penebar kebencian, pengancam kebhinekaan, sampai diidentikan sebagai agama para teroris. Apa, iya? Bro and Sis, belajar mengenal agama, khususnya islam, harus diawali dengan kebesaran hati. Sabar menyimak sebelum menjustifikasi, menunggu penjelasan selesai sebelum menyimpulkan, dan siapkan nalar yang terbuka. Yup! Tak ragu saya katakan belajar agama islam bukan harus tanpa logika. Keliru jika ada yang mengatakan islam adalah agama dokrin apalagi dibilang bertentangan dengan akal manusia. Membuktikan ucapan tersebut, mari Bro and Sis sekalian, kita lihat firman pertama Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. “”Bacalah dengan (men

Titip Rindu Buat Ayah

Tak usah ditanya seberapa besar sayang seorang ayah terhadap anaknya. Sungguh pun sering tak seeksplisit seorang ibu, nurani seorang ayah tak jarang harus berjuang menutup sebagian kasihnya terungkap demi naluri kelaki-lakian yang tak elok untuk terlalu mengumbar perasaan. Untuk seorang anak laki-laki, tak perlu mencari pembuktian atas itu. Jika Tuhan berkehendak siklus kasih sayang ayah anak akan terulang dan terbukti pada waktunya. Seberapa besar sayang kita terhadap anak kita? Besar, begitu besar, bahkan tak terhingga. Demi anak, banyak ingin yang kita tahan demi mendahulukan inginnya. Banyak harap yang kita abaikan demi penuhi harapnya, banyak bahagia yang kita lewatkan demi menghadirkan bahagianya. Tidakkah itu membuat kita sadar, begitulah ayah kita. Butuh perjuangan berat bagi ayah kita untuk menahan mewujudkan keinginannya demi mendahulukan ingin kita, mengabaikan harap pribadinya demi memenuhi harap kita, dan banyak bahagianya terlewati hanya demi menghadirkan bahagi

Ibu

Bersinar kau bagai cahaya Yang selalu beri ku penerangan Selembut sutra kasihmu kan Selalu ku rasa dalam suka dan duka Kaulah ibuku cinta kasihku Terima kasihku takkan pernah terhenti Kau bagai matahari yang selalu bersinar Sinari hidupku dengan kehangatanmu ............. Sempat dengar anak TK nyanyi lagu Ibu di sebuah postingan teman. Penasaran nyari, nemu dan merembes juga.. biarin, ah. Mending, daripada nangis bombay gara-gara nonton drakor! Hehe.. Selagi merembes, pikiran saya pun terbawa merenung.. Bukan tak pernah saya menyinggung Ibu bahkan pernah membuatnya menangis. Tapi, hati tak pernah dapat dibohongi. Hati akan tetap jujur kalaupun ada kalanya nafsu menutup segala kebaikan Ibu oleh kekesalan, hati selalu mengakui bahwa diri ini yang dengan angkuh merasa telah mampu berbuat jasa, tak akan mampu membalas budi dan pengorbanan seorang Ibu. ................ Benar, ibu kita bukan malaikat. Sangat mungkin beliau berbuat salah, menyinggung kita, atau bertingkah kampungan.. dan

Syeikh Kepala Ikan

Ikan bakar adalah salah satu menu yang bisa menaikan selera makan. Bahkan, dengan model olahan ini, orang yang tak begitu suka ikan pun bisa sejenak lupa bahwa ikan bukan makanan favoritnya. Namun, kali ini lain ceritanya. Melihat sisa ikan bakar yang hanya tinggal kepala dan kerangkanya, saya malah teringat kisah yang bagus dan mengandung hikmah. Bro and Sis, sekedar berbagi, saya coba untuk kembali ceritakan di sini. Jadi, di satu tempat terdapatlah seorang alim, guru agama, dan juga berprofesi sebagai nelayan. Luar biasanya, ikan hasil tangkapan selalu dia bagikan dan hanya menyisakan kepalanya saja untuk beliau makan. Beliau begitu sederhana dan bersahaja sampai orang bisa menyimpulkan sedikit pun kemewahan tak menjadi tujuan dalam hidupnya. Melihat sosok seperti itu, tentu murid-muridnya bangga dan merasa beruntung mendapat guru yang pantas diteladani. Suatu saat, diceritakan salah satu muridnya hendak melakukan perjalanan ke suatu tempat yang cukup jauh. Jika daerah Syeikh

Kisah Teladan dari Umar bin Khatab dan Panglima Khalid bin Walid

"Seberat debu rasa sombong di dalam hati maka neraka jahanamlah tempatmu,"   Umar   sampai harus   memecat   Khalid tanpa kesalahan dan kegagalan demi terhindarnya panglima besar itu dari sifat sombong. Luar biasanya, tak ada gugatan seperti pejabat-pejabat saat ini yang diturunkan dari jabatan karena kesalahan. Khalid paham betul sikap   Umar   berdasar pada kecintaan terhadap saudaranya seiman. Kisahnya begitu menyentuh sebagaimana yang pernah diunggah oleh akun Fb Humaira Humaira berikut ini: KISAH PANGLIMA PERANG YANG DIPECAT KARENA TAK PERNAH BERBUAT KESALAHAN Pada zaman pemerintahan Khalifah Syaidina Umar bin Khatab, ada seorang panglima perang ya ng disegani lawan dan dicintai kawan. Panglima perang yang tak pernah kalah sepanjang karirnya memimpin tentara di medan perang. Baik pada saat beliau masih menjadi panglima Quraish, maupun setelah beliau masuk Islam dan menjadi panglima perang umat muslim. Beliau adalah Jenderal Khalid bin Walid. Namanya harum

Berharap dalam Memberi

Dengan lahap kumpulan ikan warna-warni itu menyantap makanan yang kami lempar ke kolam. Padahal bukan pelet, dedak, atau pakan yang merupakan makanan khusus ikan. Hanya sisa nasi semalam. Semakin diperhatikan, ternyata kebanyakan ikan-ikan tersebut memang butuh makan. Badannya panjang, kurus, dan hanya kepalanya yang terlihat besar. "Nasi kuning kamu mau dimakan lagi, Nak?" Melihat ikan-ikan yang tampak masih lapar membuatku masih ingin   memberi   mereka makan. "Nggak, udah kenyang," jawab anakku. Langsung saja kuambil sisa nasi kuning tadi dan ikan-ikan kembali dapat bersantap ria. Di tengah asiknya kami   memberi   makan, datanglah Bapak pemilik kolam sekaligus penginapan yang kita singgahi. "Ikan-ikannya pasti sangat senang ada yang mau   memberi   mereka makan," beliau membuka percakapan. Kami hanya tersenyum. "Tamu di sini jarang   memberi   makan ikan," lanjutnya. "Kenapa emang, Pak" tanyaku. "