Assalamu’alaikum
Bro and Sis! Semoga semuanya selalu ada dalam kesehatan dan keluasan hati.
Bro and Sis,
sekedar mengajak merenung, keluasan hati dan ketenangan ternyata bukan hanya
dibentuk dari keikhlasan kita menerima apa yang terjadi. Ya, ketika kita sudah
mampu merelakan apa yang tak dapat kita raih, saat kita berlapang dada menerima
hal yang kurang berkenan, ternyata ada 1 lagi faktor penting penentu ketenangan
jiwa kita.
Jika Bro and Sis
rajin mengikuti training motivasi atau sering membaca buku managemen diri,
pastilah Bro and Sis tak asing dengan kalimat, “Jangan sedih dan menyesal
terhadap masa lalu karena itu telah terjadi. Jangan cemas terhadap masa depan
karena hal itu belum terjadi. Hiduplah untuk hari ini; Karena hari ini adalah
anugerah. Itulah kenapa hari ini disebut ‘present’.”
Dan bagaimanapun
Bro and Sis, hal tersebut benar tanpa perlu dibantah. Sesal kita terhadap masa
lalu hanya mendatangkan sakit hati yang tak mungkin dapat diobati. Yup! Tak dapat
diobati karena tak ada seorangpun yang dapat kembali ke masa yang telah dia
lewati. Sebaliknya, saat kita cemas terhadap masa depan, yang kita undang
hanyalah ketakutan yang belum tentu pasti terjadi.
Apa poinnya? Poinnya
adalah kita hanya kuasa terhadap masa sekarang yang tengah kita jalani. Menjalani
dengan sebaiknya masa ini adalah pilihan terbaik untuk melupakan masa lalu dan
mempersiapkan masa datang dengan hasil yang gemilang.
Bro and Sis,
Allah SWT dengan Kasih Sayangnya telah mengingatkan kita untuk dapat menyikapi
masa lalu dan masa yang akan datang dengan baik. Pembahasan tentang masa lalu
dan penyikapan terhadap peristiwa yang tak sesuai dengan harapan telah dibahas
dalam artikel sebelumnya, Membenci yang Bisa Jadi Sebenarnya Baik Bagi Kita.
Nah, dalam taddabur qur’an kali ini, QS Luqman ayat 34 adalah ayat yang tepat
sebagai pegangan kita dalam menyikapi masa datang.
Sesungguhnya Allah, hanya pada
sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan
hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang
pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada
seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Luqman 34)
Jelas sekali kan, Bro and Sis? Selain
hal-hal ghaib tentang kapan terjadi kiamat, hujan, dan apa yang dikandung dalam
rahim, dengan bahasa yang elok Allah mengingatkan kita untuk berbuat yang
terbaik dan tak cemas terhadap apa yang akan kita temui esok.
Di sini Allah SWT mengingatkan
kita bahwa tak ada seorang pun yang tahu apa yang akan diusahakanya besok. Dengan
demikian, sikap terbaik kita tak lain adalah:
1. Berusaha
berbuat yang terbaik setiap saat tanpa cemas dan terus berorientasi terhadap
hasil,
2. Tidak putus
asa saat gagal karena kita bukan penentu hasil akhir yang terjadi,
3. Tidak
sombong dan merasa mampu mendatangkan apapun dengan usaha dan apa yang kita
punya.
Baiklah Bro and Sis, semoga dengan semakin yakinnya kita
bahwa hari esok adalah hasil yang harus kita usahakan dengan sebaik mungkin disertai
sikap berserah atas hal-hal di luar perhitungan, kita akan lebih mampu berpikir
positif dan tenang dalam menjalani hidup ini. Wallahualam..
Komentar
Posting Komentar