Ilustrasi Kemiskinan |
Tak memiliki harta benda adalah ujian berat bagi kebanyakan orang. Apalagi jika hal tersebut terjadi di jaman yang segala kemudahan dan kenyamanan dapat dengan mudah dibeli dengan harta seperti sekarang ini. Semakin menjadi, para pemilik kekayaan pun dengan mudah mengekspos segala kemewahan miliknya di sosial media yang saat ini sudah memasyarakat. Hal ini otomatis membuat para social climber semakin ngiler. Atau jangan-jangan, karena penyakit ingin terlihat kaya nya, malah para social climber sendiri yang mengekspos kemewahan tersebut sebagai kamuplase status mereka yang sebenarnya tidak tergolong kaya. Dilansir dari inovasee.com (09/08/17)
Berangkat dari kondisi tersebut, tak heran jika banyak orang sangat mendambakan dan berdo’a untuk hidup bergelimang harta dan kekayaan. Bolehkah? Tentu saja boleh.
Mengharap perbaikan dalam hidup sangatlah logis dan usaha untuk mewujudkannya adalah kewajiban setiap manusia. Namun, benarkah semua solusi perbaikan hidup itu bermuara pada dimilikinya kekayaan yang berlimpah? Entahlah, yang pasti tak pernah ada bukti empiris untuk membuktikan kebenaran hal tersebut dan dasarnya tak lebih dari sekedar asumsi.
Orang kaya tak akan pernah sampai pada tingkatan puncak kekayaannya. Apalagi yang miskin. Oleh karena itu, ketika dua-duanya tak pernah bisa menemukan titik temu, sangka kita soal solusi kemiskinan itu adalah kekayaan bisa dikatakan salah.
Khusus untuk seorang muslim, jika masih ragu bahwa kaya itu obatnya miskin, coba cari lawan kata dari kata berikut:
Tertawa
Mati/Mematikan
Laki-laki
Kekayaan
Tidakkah kita akan menjawab bahwa lawan kata dari keempat kata di atas dengan jawaban:
Menangis
Hidup/Menghidupkan
Perempuan
Kemiskinan
Jika Anda menjawab demikian, memang itulah jawaban yang hampir benar sebagai lawan kata dari kata-kata sebelumnya. Semua benar kecuali kemiskinan. Kekayaan bukan lawan kata dari kemiskinan.
Allah SWT berfirman:
Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, (QS. An Najm 43-45)
Pada ayat di atas, dengan indah Allah SWT memaparkan tiap pasangan kata yang saling melengkapi. Bagaimana dengan kata kekayaan tadi? Apakah lawan katanya?
Selang dua ayat dari ayat di atas, atau pada Qur’an Surat An Najm ayat 48, Allah SWT Yang Maha Bijaksana ternyata menyandingkan kekayaan dengan kecukupan. Bukan kemiskinan seperti yang selama ini kita sangkakan. Masyaallah!
Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan. (QS. An Najm 48)
Oleh karena itu, jelaslah bahwa pada hakikatnya kemiskinan itu tak pernah ada. Kemiskinan hanya buah dari persepsi sempit kita yang tamak dan kurang bersyukur. Mari mulai merubah do’a kita dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan kecukupan bagi kita semua. Wallahualam.
Komentar
Posting Komentar